Minggu, 18 April 2010

APBN-P 2010, akankah dapat menurunkan tingkat kemiskinan Indonesia

Secara umum struktur APBN-P 2010 tidak lebih daripada APBN 2010, hal ini dikarenakan penerimaan negara pada APBN-P 2010 lebih kecil daripada biaya belanja yang dikeluarkan sehingga terjadi definit negara dan menimbulkan keseimbangan primer yang negatif, ini akan mengakibatkan timbulnya utang baru. Belanja pemerintah pada APBN-P 2010 ini juga tidak mencerminkan belanja prioritas yang menguntungkan bagi rakyat kecil.

Pada APBN-P 2010 ini pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan seharusnya dengan adanya kenaikan pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan kenaikan pendapatan, sehingga tingkat pengangguran dapat ditekan. Yang pada akhirnya kemiskinan dapat diminimalisir. Dengan terbongkarnya beberapa kasus Gayus dan kasus-kasus hukum yang lainnya, seharusnya pemerintah dapat lebih ketat dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja kementrian dan atau lembaga negara yang lainnya.

Mengutip pidato presiden SBY dalam pelantikan presiden dan wakil presiden di gedung MPR RI, 20 Oktober 2009 yang lalu pada kesempatan itu SBY menyebutkan tiga agenda kerja Kabinet Indonesia Bersatu Dua (KIB) 1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat 2. Memperkuat demokrasi 3. Meningkatkan keadilan.

Untuk meningkatkan dan memelihara kesejahteraan rakyat, SBY mengatakan, “Indonesia akan terus berada di garis depan, dalam upaya untuk mewujudkan tatanan dunia yang lebih baik. Kami akan terus menjadi pelopor dalam upaya penyelamatan bumi dari perubahan iklim, dalam reformasi ekonomi dunia utamanya melalui G-20, dalam memperjuangkan Millenium Development Goals, dalam memajukan multilateralisme melalui PBB, dan dalam mendorong tercapainya kerukunan antar peradaban “harmony among civilizations”.Di tingkat kawasan, Indonesia akan terus berikhtiar bersama negara-negara ASEAN lainnya, untuk mewujudkan Komunitas ASEAN, dan menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, sejahtera dan dinamis. “

Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, USA (negera terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin yaitu, orang yang sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati batas garis kemiskinan.

Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain. Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, Menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan

Oscar Lewis, seorang antropolog, mengungkapkan bahwa masalah kemiskinan bukanlah masalah ekonomi, bukan pula masalah ketergantungan antar negara atau masalah pertentangan kelas. Memang hal-hal tadi dapat dan merupakan penyebab kemiskinan itu sendiri tetapi menurut Lewis, kemiskinan itu sendiri adalah budaya atau sebuah cara hidup. Dengan demikian karena kebudayaan adalah sesuatu yang diperoleh dengan belajar dan sifatnya selalu diturunkan kepada generasi selanjutnya maka kemiskinan menjadi lestari di dalam masyarakat yang berkebudayaan kemiskinan karena pola-pola sosialisasi, yang sebagian besar berlaku dalam kehidupan keluarga. (Kisah Lima Keluarga, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 1988).

Mudah di prediksi upaya penurunan kemiskinan yang dilakukan pemerintah akan mengalami kesulitan terkait dengan haluan ekonomi pemerintah yang liberal membuka pasar bagi kekuatan asing.

Wallahu'alam bishawab...