Senin, 26 Oktober 2009

MENAKAR TIM EKONOMI KABINET INDONESIA BERSATU 2 : OPTIMIS ATAU SKEPTIS.

Segera setelah diumumkan struktur Kabinet Indonesia Bersatu 2 (KIB) pasar bereaksi menanggapi komposisi kabinet. Mengikuti pelemahan IHSG, nilai tukar rupiah pun ikut lesu. Rupiah kembali menembus level 9.500 per dolar AS akibat koreksi setelah penguatan yang besar sebelumnya. Pada perdagangan Kamis (22/10/2009), nilai tukar rupiah ditutup melemah ke 9.580 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya di level 9.430 per dolar AS. Menurut pialang, aksi lepas portofolio di pasar saham turut memberikan tekanan pada rupiah. Namun BI belum terlihat masuk ke pasar saham untuk menahan pelemahan rupiah.Ini hanya temporer karena pos-pos ekonomi penting masih dipegang oleh nama-nama yang memiliki reputasi tinggi seperti Menkeu Sri Mulyani, Mendag Mari Elka Pangestu dan Menneg PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana. Para menteri itu diharapkan bisa memberikan support yang besar bagi Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang notabene orang baru untuk bidang perekonomian.
Secara keseluruhan pasar menilai positif komposisi KIB 2.

Karena didorong dua hal, pertama, Dukungan pasar pada pilihan Indonesia dalam demokrasi langsung. hal ini mudah dimengerti karena pasar yang dikuasai kapitalis Barat ingin menjadikan Indonesia sebagai contoh demokrasi terbesar dinegara muslim. Dorongan yang kedua, Sentimen positif global pasca pertemuan G 20 yang menghasilkan resolusi untuk melibatkan Cina dalam merestorasi perekonomian dunia. Hari ini para analysis menyatakan , Ekonomi China bertumbuh hingga tercepat dalam tahun ini dipicu biaya stimulus dan pertumbuhan kredit yang lebih cepat hingga rekor Gross domestic product (GDP)China naik 8,9% pada kuartal ketiga 2009 dari periode yang sama tahun lalu berdasarkan data Biro Statistik di Beijing. sementara rata-rata analis yang disurvey Bloomberg News menyatakan naik 9%.

Apakah sikap pasar domestic yang positif dan membaiknya perekonomian regional yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi Cina akan berbuah positif bagi Indonesia setidaknya dalam dua kuartal kedepan ? Mengapa SBY tidak memilih kabinet yang berisikan menteri yang terdiri dari orang-orang profesional yang populer disebut sebagai zaken kabinet tapi memilih kabinet koalisi ?

Tiga Agenda KIB 2
Mengutip pidato presiden SBY dalam pelantikan presiden dan wakil presiden di gedung MPR RI, Selasa, 20/10 pada kesempatan itu SBY tiga agenda kerja KIB dua.
1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
2. Memperkuat demokrasi
3. Meningkatkan keadilan.
Untuk meningkatkan dan memelihara kesejahteraan rakyat SBY mengatakan, Indonesia akan terus berada di garis depan, dalam upaya untuk mewujudkan tatanan dunia yang lebih baik. Kami akan terus menjadi pelopor dalam upaya penyelamatan bumi dari perubahan iklim, dalam reformasi ekonomi dunia utamanya melalui G-20, dalam memperjuangkan Millenium Development Goals, dalam memajukan multilateralisme melalui PBB, dan dalam mendorong tercapainya kerukunan antar peradaban “harmony among civilizations”.

Di tingkat kawasan, Indonesia akan terus berikhtiar bersama negara-negara ASEAN lainnya, untuk mewujudkan Komunitas ASEAN, dan menjadikan Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, sejahtera dan dinamis. Pernyataan SBY dalam pidato itu mengirim isyarat tujuan dan agenda kerja utama dari KIB 2. Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kabinet akan diarahkan untuk memenuhi target pada tahun 2015 Indonesia telah mencapai tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals - MDG). Yakni Penghapusan kemiskinan, Pendidikan untuk semua, Persamaan gender, Perlawanan terhadap penyakit, Penurunan angka kematian anak, Peningkatan kesehatan ibu, Pelestarian lingkungan hidup dan Kerjasama global. Mampukah formasi kabinet mencapai hal itu ditengah tantangan nyata ekonomi Indonesia ?

Tantangan KIB 2
Dari sisi perekonomian domestik, kita patut menghargai pencapaian kinerja ekonomi, tetapi kita juga pantas prihatin terhadap pencapaian kesejahteraan yang belum seperti harapan. Potret pengangguran berikut angka kemiskinan, meskipun dilaporkan terus menurun, memperlihatkan situasi yang lain di lapangan. Artinya, profil kesempatan kerja dan kemiskinan masih terlihat buram, meskipun perekonomian mampu tumbuh positif. Situasi "jobless growth" itu merupakan dampak dari pertumbuhan yang belum berbasis pada kinerja sektor riil yang mampu menciptakan lapangan kerja. Ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi lebih terlahir dari rahim 'daya tahan konsumsi' ketimbang hadir berkat 'geliat investasi langsung'.
Inti persoalan adalah kesenjangan iklim investasi akibat 'kemiskinan' infrastruktur. Ini menyangkut pasok dan distribusi energi, distribusi barang dan biaya transaksi antardaerah dan antarpulau yang begitu mahal, sehingga negeri ini tidak kompetitif. Dalam dua pekan terakhir, Jakarta mengalami pemadaman listrik secara bergilir. Di Palu ibukota Sulawesi Tengah pemadaman bergilir telah berlangsung dalam sepuluh tahun terakhir dan belum ada solusinya. Sukabumi yang hanya berjarak 120 KM dari Jakarta harus ditempuh dalam 4 jam karena tidak memadainya infrastruktur jalan. Tiap tahun Indonesia selalu konsisten menempati peringkat buruk sebagai negara yang korup. Birokrasi yang panjang dan berbelit dalam pengurusan izin investasi menambah daftar panjang resiko investasi di Indonesia. Lazim diketahui untuk mempertahankan anggaran departemen teknis, 'sibuk' mencari cara agar pagu anggaran habis di setiap akhir tahun fiskal-suatu kecenderungan yang hampir umum terjadi di semua departemen-sebagai upaya agar jatah anggaran tetap dikucurkan pada tahun fiskal berikutnya.

Untuk Ekonomi makro, komposisi para menteri dengan tetap dipertahankannya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan dan Mari Pangestu sebagai Menteri Perdagangan, ditambah Budiono sebagai Wapres, maka kekuatan tim ekonomi makro kembali akan menjadi andalan. Sementara itu, yang menduduki posisi menteri yang bertanggung jawab di sektor riil, terutama energi dan pertambangan, pertanian, dan industri, serta yang bertanggung jawab dalam pembangunan infrastruktur tampak bahwa rekam jejaknya kurang memadai.
Penunjukan Hatta Rajasa sebagai Menko Ekuin penuh tentangan. Kekuatan Hatta adalah dipercaya Presiden dan mempunyai kemampuan koordinasi. Kelemahannya adalah dalam hal substansi kebijakan ekonomi. Dengan kuatnya tim ekonomi makro, maka tugas Hatta Rajasa menjadi sangat berat di sisi sektor riil di mana ia harus dapat mengatasi kelemahan dari tim ekonomi di sektor riil ini, berkaitan dengan energi, pertanian, industri dan infrastruktur. Hanya dengan memperkuat kelemahan ini dan membuat tim ekonomi dapat memberikan hasil (deliver) maka keberadaan Hatta Rajasa sebagai Menko Ekuin akan berkontribusi secara berarti.
Dengan menempatkan Kuntoro pada kedudukan nonmenteri diharapkan dia dapat mengatasi hambatan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur dan sektor riil pada umumnya. Dikhawatirkan tidak adanya menteri yang memiliki rekam jejak sector riil. Karena perkembangan ekonomi Indonesia lemah di sektor riil yang semestinya menjadi pendukung utama pertumbuhan yang berkelanjutan dan menyediakan kesempatan kerja. Perkembangan ekonomi tidak akan sinambung jika hanya mengandalkan sektor non-traded yang berkaitan dengan jasa, seperti keuangan, telekomunikasi, dan perumahan. Pembangunan Indonesia membutuhkan dukungan sektor riil (traded) dan pembangunan infrastruktur. Mengandalkan kebijakan makro semata hanya mendatangkan investasi portofolio jangka pendek, di pasar modal dan pasar obligasi, yang tidak dapat secara langsung memperkuat struktur perekonomian. Dengan keterbatasan aset yang ditawarkan kepada investor portofolio, maka perkembangan investasi portofolio juga akan cepat menghadapi keterbatasan. Harapan terhadap perekonomian dan Pemerintah Indonesia demikian tinggi. Hal ini antara lain diperlihatkan dengan penguatan nilai rupiah dan indeks pasar modal yang sangat tinggi. Namun, keterbatasannya adalah tidak banyak aset di pasar modal yang diminati oleh investor.


Zaken Kabinet No Koalisi Yes.
Komposisi menteri yang menyerap dari berbagai kalangan dan partai politik mencerminkan kabinet koalisi. Secara lugas SBY menolak zaken kabinet. Tidak heran, dengan segala kelebihannya, kabinet koalisi atau kabinet perkoncoan sangat mempetimbangkan untuk mengakomodasi konco - konco SBY. Ini dilakukan SBY, untuk merengkuh kekuasaan secara bulat. Bagi SBY periode ini merupakan peride terahir menjadi presiden. Ia menginginkan periode ini berjalan mulus dan lapang yang membuka jalan SBY dipentas dunia. Kabinet perkoncoan ini apakah akan membuahkan skeptis atau optimis dalam lima tahun kedepan sangat ditentukan soliditas kerja dalam dua kuartal pertama.

1 komentar:

  1. Semoga semua pihak baik eksekutif,legislatif, MPR, DPD dan Oposisi dbantu suara rakyat bisa menanggalkan kepentingan pribadi,golongan ataupun kelompoknya. Demi kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan bangsa n negara Indonesia tercinta. Kita berharap saudara-saudara dan teman-teman yang telah dipercaya rakyat untuk menjadi wakilnya diparlemen benar benar bisa mengontrol, mengarahkan dan mengawasi pemerintah,supaya bs tetap pd tracknya. Sehingga struktur KIB II yang terbentuk,walaupun semua pihak merasa pesimis bisa lebih terpacu lagi untuk menghasilkan dan menjalankan produk-produk kebijakan ataupun peraturan yang pro-rakyat. Sejahtera untuk bangsa dan negara Indonesia tercinta. By Rasamala

    BalasHapus